Wednesday, 13 May 2015

Kimia Dalam Kehidupan



NAMA            : Ayisa Ramadona
NPM               : 1417011013
Ringkasan Materi Kimia Dalam Kehidupan
Dosen : Ibu  Rinawati

Kimia Tanah
Topik :

Pengukuran pH tanah, studi kasus pengaruh pH tanah pada tanaman, pengaruh kapasitas tukar kation (KTK), dan kejenuhan basa.
pH Tanah
pH tanah adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh tanah. Tanah masam adalah tanah yang memiliki nilai pH kurang dari 7, sedangkan tanah basa adalah tanah yang memiliki pH lebih dari 7.
Pengaruh pH tanah terhadap pertumbuhan tanaman
- Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara yang diserap oleh tanaman.
- Derajat pH dalam tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi tanaman.
- Kondisi pH tanah juga menentukan perkembangan mikroorganisme dalam tanah.
Pada tanah asam (pH rendah), tanah didominasi oleh ion Al, Fe, dan Mn. Ion-ion ini akan mengikat unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman, terutama unsur P (fosfor), K ( kalium), S (sulfur), Mg (magnesium) dan Mo (molibdenum) sehingga tanaman tidak dapat menyerap makanan dengan baik meskipun kandungan unsur hara dalam tanahnya banyak. Pada kondisi ini, derajat keasaman tanah bernilai <7. Selain ion-ion Al, Fe, dan Mn mengikat unsur hara, ion-ion tersebut juga meracuni tanaman. Pada tanah asam, kandungan unsur mikro seperti seng (Zn), tembaga (Cu) dan kobalt (Co) juga tinggi sehingga meracuni tanaman.
pH netral bernilai 7, pada kondisi ini kebanyakan unsur hara mudah larut dalam air sehingga tanaman dapat dengan mudah menyerap unsur hara.
Pada tanah basa dengan nilai derajat keasaman (pH>7) unsur P (fosfor) akan banyak terikat oleh Ca (kalsium), sementara unsur mikro molibdenum (Mo) berada dalam jumlah banyak. Unsur Mo pada tanah basa menyebabkan tanaman keracunan.
Kemasaman tanah disebabkan oleh aktifitas ion hidrogen,
Ionisasi asam-asam organis.
H2CO3 → HC03- + H+
Ion AI yang terserap
Al3+ + 3H2O → Al(OH)3 + 3H+
Nitrifikasi
NH4+ + 2O2→NO3- + H2O + 2H+
Respirasi
CO2 + H2O → H2CO3 → H+ + HCO3-
Hujan asam
SO2 + OH →  H2SO4  SO42- + 2H+
NO2 + OH →  HNO3   NO3- + H+
Reaksi pada tumbuhan
Root + K+  K(root) + H+
Oksidasi pyrite
2FeS2 + 7,5O2 + 4H2O →  αFe2O3(hematid) + 8H+ + 4SO42-
Kebasaan pada tanah itu disebabkan oleh aktivitas OH-
Amoniak
NH3 + H2O →  NH4+ + OH-
Denitrifikasi
HNO3→  NO2 + OH-
Cara mengukur pH tanah :
-          pH meter
  
 1. Menentukan lima buah titik pengukuran.
 2. Menggali tanah disetiap titik pengukuran.
 3. Menancapkan pH meter pada setiap titik yang telah digali.
 4. Mengusahakan agar pH meter tetap tertancap ditanah selama 5-10 menit.
5. Mencatat data yang terlihat pada pH meter.

-          Kertas Lakmus

1. campurkan tanah dengan air, dengan perbandingan 1:1
2. masukkan dalam gelas aduk sampai rata
3. diamkan sesaat sampai air dan tanah terpisah atau mengendap
4. masukkan ujung kertas lakmus kedalam air tersebut,angkat tunggu beberapa saat hingga ujung kertas berubah warna kemudian cocokkan warna sesuai petunjuk pada tabel.

-          pH Tester

Cara menentukan pH tanah menggunaakn pH tester hampir sama dengan menggunakan kertas lakmus. Hanya saja cairan tanah yang bening dipisahkan dari tanah, kemudian diteteskan pada cawan porselen. Pada cairan tanah tersebut ditambahkan 2 tetes cairan kimia dan diaduk rata. Tunggu beberapa saat lalu amati warnanya. Cocokkan warna yang ditimbulkan dengan kartu pengamatan perbandingan skala pH.
Mengatasi Tanah Asam

Dapat dilakukan dengan pengapuran. kapur yang terutama mengandung CaCO3 dan MgO3 merupakan sumber basa, upaya pemberian bahan kapur ke dalam tanah masam dengan tujuan untuk:
- Menaikkan pH tanah
- Meningkatkan Kapasitas Tukar Kation (KTK)
-  Menetralisir Al yang meracuni tanaman.
Pemberian Bahan Organik. Bahan organik selain dapat meningkatkan kesuburan tanah juga mempunyai peran penting dalam memperbaiki sifat fisik tanah. Pemberian Pupuk Phospat. Kekahatan (defisiensi) P merupakan salah satu kendala utama bagi kesuburan tanah masam. Tanah ini memerlukan P dengan takaran tinggi untuk memperbaiki kesuburan tanah dan meningkatkan produktivitas tanaman.
Mengatasi Tanah Basa

Untuk mengatasi tanah-tanah basa menurut maspary bisa dilakukan dengan cara pemberian sulfur atau belerang. Pemberian belerang bisa dalam bentuk bubuk belerang atau bubuk sulfur yang mengandung belerang hampir 100 %. Beberapa pupuk yang mengandung belerang yang bisa digunakan antara lain ZA ( Amonium sulfat ), Magnesium sulfat, Kalium sulfat, tembaga sulfat dan seng sulfat. Pemberian bahan organik/pupuk organik juga bisa membantu menormalkan pH tanah.

 S + 1 ½ O2 + H2O → 2H+ + SO42-

 2Fe3+ + 3SO42- + 6H2O → 2Fe(OH)3 + 6H+ + 3SO42-

Studi Kasus pH Tanah
Salah satu daerah di kecamatan Luwu Timur yang menjadi lahan tambang nikel oleh PT. INCO Sorowako memiliki tanah yang bersifat asam karena nilai pH nya berkisar 4,19.  Kondisi tersebut disebabkan oleh pencucian pada tanah sehingga nilai pH menurun. Pencucian tanah terjadi karena tanah mengalami pelapukan lanjut sehingga larutnya mineral , logam dan unsur lainnya.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai pH di tanah tersebut yaitu penggunaan bahan organik yang dikombinasikan dengan aplikasi bakteri pelarut fosfat dan pelarut logam.  Adapun bakteri yang digunakan adalah Bacillus megaterium dan Pseudomonas aeruginosa. Penambahan bakteri tersebut menyebabkan nilai pH meningkat yaitu dari 4,19 menjadi 7,5.
KTK atau Cation Exchange Capacity (CEC)

Merupakan kapasitas tanah untuk menyerap atau menukar kation. Biasanya dinyatakan dalam miliekuivalen/100 g tanah atau me %, tetapi sekarang diubah menjadi cmolc/kg tanah (centimoles of charge per kilogram of dry soil ).
Nilai KTK tanah sangat beragam dan tergantung pada sifat dan ciri tanah itu sendiri. Besar kecilnya KTK tanah dipengaruhi oleh reaksi tanah, semakin tinggi pH semakin tinggi KTK, pada tekstur tanah semakin tinggi kadar liat semakin tinggi KTK, makin tinggi bahan organik makin tinggi KTK, pengapuran dan pemupukan kation dapat menaikkan pH.

Pestisida
Definisi Pestisida
Pestisida berasal dari kata Pest (organisme pengganggu tanaman) dan  -cide (killer). Jadi, pestisida adalah Suatu substansi yang digunakan untuk mengendalikan, mencegah, merusak, menolak atau mengurangi organisme pengganggu atau dapat didefinisikan sebagai berikut :
  1. Semua zat/campuran zat yang khusus untuk mengendalikan, mencegah atau menolak gangguan dari serangga, binatang pengerat, nematoda, cendawan, gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap hama kecuali virus, bakteri atau jasad renik yang terdapat pada manusia dan binatang lainnya
  2. Semua zat/campuran zat yang dimaksudkan untuk digunakan sebagai pengatur pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman
Klasifikasi Pestisida Berdasar Komposisi Kimia
Pestisida berdasarkan struktur kimia
a. Organochlorine
Pestisida jenis ini mengandung unsur-unsur Carbon, Hidrogen, dan Chlorine. Misal : DDT
b. Organoposphate
Pestisida yang mengandung unsur : P, C, H misal : tetra ethyl phyro posphate (TEPP )
c. Carbamate
Pestisida yang mengandung gugus Carbamate. Misal : Baygon, Sevin dan Isolan.
d. Lain-Lain
Diluar ketiga jenis diatas, pestisida ini mengandung senyawa organik, serychin, senyawa sulphur organik dan dinytrophenol.
Pengertian pestisida menurut Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973 dalam Kementrian Pertanian (2011) dan Permenkes RI No.258/Menkes/Per/III/1992 adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk :
  1. Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian.
  2.  Memberantas rerumputan
  3.  Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan
  4.  Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan peliharaan atau ternak
  5.  Memberantas atau mencegah hama-hama air
  6.  Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam bangunan rumah tangga alat angkutan, dan alat-alat pertanian
  7.  Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan tanaman, tanah dan air.
Toksikologi Pestisida
Organoklorin
Senyawa-senyawa OK  (organokhlorin, chlorinated hydrocarbons) sebagian besar menyebabkan kerusakan pada komponen-komponen selubung sel syaraf (Schwann cells) sehingga fungsi syaraf terganggu.
Peracunan dapat menyebabkan kematian atau pulih kembali. Kepulihan bukan disebabkan karena senyawa OK telah keluar dari tubuh tetapi karena disimpan dalam lemak tubuh.
 Semua insektisida OK sukar terurai oleh faktor-faktor lingkungan dan bersifat persisten, Mereka cenderung menempel pada lemak dan partikel tanah sehingga dalam tubuh jasad hidup dapat terjadi akumulasi, demikian pula di dalam tanah.
Akibat peracunan biasanya terasa setelah waktu yang lama, terutama bila dose kematian (lethal dose) telah tercapai. Hal inilah yang menyebabkan sehingga penggunaan OK pada saat ini semakin berkurang dan dibatasi.
Efek lain adalah biomagnifikasi, yaitu peningkatan peracunan lingkungan yang terjadi karena efek biomagnifikasi (peningkatan biologis) yaitu peningkatan daya racun suatu zat terjadi dalam tubuh jasad hidup, karena reaksi hayati tertentu
Organofosfat dan Karbamat
menghambat aksi pseudokholinesterase dalam plasma dan kholinesterase dalam sel darah merah dan pada sinapsisnya. Enzim tersebut secara normal menghidrolisis asetylcholin menjadi asetat dan kholin. Pada saat enzim dihambat, mengakibatkan jumlah asetylkholin meningkat dan berikatan dengan reseptor muskarinik dan nikotinik pada system saraf pusat dan perifer. Hal tersebut menyebabkan timbulnya gejala keracunan yang berpengaruh pada seluruh bagian tubuh.

Pupuk
Pupuk Anorganik
Pupuk  anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu bahan-bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi. Misalnya, pupuk urea berkadar N 45-46% (setiap 100 kg urea terdapat 45-46 kg hara nitrogen).
Di daerah tropik terutama bagi penduduknya yang melakukan usaha di bidang pertanian, pupuk anorganik sangat dikenal dan disukai, hal ini dikarenakan :
      Pemakaian dapat disesuaikan dengan perhitungan hasil penyelidikan akan defisiensi unsur hara yang tersedia dalam kandungan tanah;
      Penyediaan pupuk anorganik dapat meringankan ongkos angkutan, mudah di dapat, dapat disimpan lama, dan konsentrasinya akan zat-zat makanan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman ternyata tinggi.
Pupuk dibagi menjadi dua, yaitu pupuk tunggal (unsur hara yang dikandungnya hanya satu ) dan pupuk majemuk (pupuk campuran yang sengaja dibuat oleh pabrik dengan cara mencampurkan dua atau lebih unsur hara)
Pupuk tunggal, ada tiga macam pupuk yang dikenal dan banyak beredar di pasaran, yaitu pupuk yang berisi unsur hara utama nitrogen (N), hara utama fosfor (P), dan hara utama kalium (K). Selain itu ada juga pupuk yang berisi unsur hara utama magnesium (Mg).
Pupuk majemuk, sudah lama dibuat dengan cara mencampurkan pupuk-pupuk tunggal. Misalnya pupuk nitrogen dicampurkan dengan pupuk fosfat menjadi pupuk NP, dan di campurkan lagi dengan pupuk kalium menjadi NPK. Di pasaran, pupuk majemuk ini lebih dikenal singkatannya seperti NPK, NP, PK, atau NK dibanding merk dagangnya.

Kimia Lingkungan
Kimia lingkungan adalah ilmu yang mempelajari sumber polutan, reaksinya, transpornya dan ilmu yang mempelajari bumi, udara, air dan makhluk hidup yang tinggal di dalamnya serta efek dari teknologi yang diciptakan atau digunakan.
Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) air, tanah atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam sehingga kualitas air/tanah/udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Pencemaran lingkungan dikatakan terjadi apabila ketika masuk ke air, udara, tanah yang menyebabkan dampak negatif.
Topik : Studi Kasus Pencemaran Air di Lampung dan di Indonesia, Sumber Pencemaran, Dampak Negatif Pencemaran  Air yang Terjadi dan produk kimia yang ramah lingkungan.
Pencemaran Air adalah Suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danausungailautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Parameter untuk menentukan pencemaran air yaitu :
-          Jumlah Zat Terlarut
Air alam mengandung zat padat terlarut yang berasal dari mineral dan garam-garam yang terlarut ketika air mengalir di bawah atau di permukaan tanah. Apabila air dicemari oleh limbah yang berasal dari industri pertambangan dan pertanian, kandungan zat padat tersebut akan meningkat. Jumlah zat padat terlarut ini dapat digunakan sebagai indikator terjadinya pencemaran air.
-          DO (Disolvent Oxygen)
DO adalah oksigen terlarut yang terkandung di dalam air, berasal dari udara dan hasil proses fotosintesis tumbuhan air. Oksigen diperlukan oleh semua mahluk yang hidup di air seperti ikan, udang, kerang dan hewan lainnya termasuk mikroorganisme seperti bakteri.

-          BOD (Biochemical Oxygen Demand)
BOD artinya kebutuhan oksigen biokimia yang menunjukkan jumlah oksigen yang digunakan dalam reaksi oksidasi oleh bakteri. Sehingga makin banyak bahan organik dalam air, makin besar BOD nya sedangkan DO akan makin rendah.

-          COD (Chemical Oxygen Demand)
COD sama dengan BOD, yang menunjukkan jumlah oksigen yang digunakan dalam reaksi kimia oleh bakteri. Pengujian COD pada air limbah memiliki beberapa keunggulan dibandingkan pengujian BOD.
Sumber – Sumber Pencemaran Air
1.      Limbah Pemukiman
Limbah pemukiman mengandung limbah domestik berupa sampah organik dan sampah anorganik serta deterjen. Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri.
2.      Limbah Pertanian
Limbah pestisida mempunyai aktifitas dalam jangka waktu yang lama dan ketika terbawa aliran air keluar dari daerah pertanian, dapat mematikan hewan yang bukan sasaran seperti ikan, udang dan hewan air lainnya. Pestisida mempunyai sifat relatif tidak larut dalam air, tetapi mudah larut dan cenderung konsentrasinya meningkat dalam lemak dan sel-sel tubuh mahluk hidup disebut Biological Magnification, sehingga apabila masuk dalam rantai makanan konsentrasinya makin tinggi dan yang tertinggi adalah pada konsumen puncak (tingkat trofik tertinggi).
3.      Limbah Pertambangan
Limbah pertambangan seperti batubara biasanya tercemar asam sulfat dan senyawa besi, yang dapat mengalir ke luar daerah pertambangan. Air yang mengandung kedua senyawa ini dapat berubah menjadi asam. Limbah pertambangan yang bersifat asam bisa menyebabkan korosi dan melarutkan logam-logam sehingga air yang dicemari bersifat racun dan dapat memusnahkan kehidupan akuatik.
4.      Limbah Industri
Beberapa industri menghasilkan limbah organik dan adapula yang menghasilkan limbah anorganik. Limbah organik yang dibuang ke sungai dapat diuraikan oleh mikroorganisme di sepanjang sungai sehingga semakin ke hilir sungai kandungan limbahnya semakin menurun. Akan tetapi, limbah anorganik sebaliknya. Pada umumnya limbah industri mengandung limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan beracun. Limbah industri yang berbahaya antara lain yang mengandung logam dan cairan asam. Contoh : Merkuri (Hg).

Dampak Pencemaran Air
a.       Mematikan Ekosistem Air
b.      Berkurangnya Air Bersih untuk dikomsumsi
c.       Menimbulkan Berbagai Macam Penyakit
Pencemaran di Lampung
Pencemaran di Lampung yaitu terjadi di sungai dekat Rumah Sakit Abdoel Moelok dan Pasar Kaliawi
Pencemaran air di Indonesia terjadi di sungai Ciliwung Jakarta dan Sungai Karawang.
Produk Kimia Ramah Lingkungan
Bioplastik dari PHA (Poly Hydroxy Alkanoat)
PHA diperoleh dari proses kultivasi Ralstonia eutropha menggunakan media berbasis minyak sawit sebagai sumber karbon kemudian dilarutkan. Selanjutnya dilakukan karakteristik teknis biopolimer hasil kultivasi pada substrat hidrolisat minyak sawit, kemudian di buat bioplastik dari larutan yang dihasilkan. Tahapan terakhir adalah karakteristik biodegradasi bioplastik dari PHA yang dihasilkan. Dengan teknologi ini diperoleh poliester yang kekuatan dan kekerasannya dapat divariasikan untuk berbagai penggunaan serta resisten terhadap kelembaban, disamping dapat di degradasi secara biologis.
Plastik Biodegradable
Plastik biodegradable berbahan dasar tepung dapat didegradasi bakteri Pseudomonas dan Bacillus memutus rantai polimer menjadi monomer-monomernya . Senyawa-senyawa hasil degradasi polimer selain menghasilkan karbon dioksida dan air, juga menghasilkan senyawa organik lain yaitu asam organik dan aldehid yang tidak berbahaya bagi lingkungan. Plastik berbahan dasar tepung aman bagi lingkungan.
Topik : Studi Kasus Pencemaran diAsia-Afrika dan Amerika-Eropa, Peraturan yang Berhubungan dengan Lingkungan
Studi Kasus
-          Polusi Timbal di Tianying, Cina
Operasi-operasi dalam skala kecil yang tidak patuh menghasilkan konsentrasi timbal di udara dan tanah sehingga terjadi kandungan timbal 8,5 dan 10 kali lebih tinggi dari standar kesehatan nasional. Blacksmith Institute mengatakan racun timbal ini akan menyebabkan beberapa dampak di antaranya menurunnya tingkat IQ, kesulitan belajar, gangguan pertumbuhan fisik, masalah pendengaran dan penglihatan, kerusakan ginjalm dan kerusakan otak.
-          Sampah Industri Senjata Kimia di Dzerhinsk, Rusia
Lebih dari 270.000 ton sampah industri senjata kimia dibuang dalam kurun waktu antara tahun 1930 hingga 1998 di daerah itu. Menurut Blacksmith Institute, di Dzerhinsk bahan kimia mengubah air menjadi lumpur putih yang mengandung dioksin dan fenol tingkat tinggi yang bisa menimbulkan keracunan dan kematian.
-          Air Keran Fukushima Terkontaminasi Radioaktif
Kementeri Kesehatan Jepang mengingatkan warganya yang berada di wilayah perfektur Fukushima untuk tidak meminum air keran, karena telah terkontaminasi radioaktif yang tinggi. Air keran yang diuji di desa Iitate di Prefektur Fukushima menunjukkan lebih dari tiga kali lipat tingkat radiasi yang diizinkan pemerintah. Radiasi yang tinggi juga terdeteksi dalam sayuran yang diproduksi di Gunma, Tochigi, dan prefektur Chiba.
-          Nitrat dan Green Algae di The Seas Eropa
Green algae merupakan lapisan membusuk lendir hijau yang memberikan asap mematikan yang telah membunuh hewan domestik dan menyebabkan keracunan yang serius pada manusia. Jadi yang disebut 'pasang hijau' dari ganggang, yang menjelekkan beberapa pantai yang paling indah di Eropa, adalah indikator yang jelas dari polusi nitrat.
Pencemaran nitrat dari pertanian intensif:
Brittany, di bagian barat Perancis, dengan konsekuensi yang berpotensi mengancam nyawa untuk wisatawan dan penduduk lokal yang sama.
-          Kasus Perairan Yellowstone Di Amerika
Lahan di dekat perairan Stringfellow di Glen Avon (Kalifornia-USA) telah digunakan untuk menimbun limbah cair B3. Selama itu sekitar 30 juta galon (113.550 M3 ) limbah cair B3 telah ditimbun. Studi geologi sebelumnya menyimpulkan bahwa lahan tersebut berada di atas bedrock yang kedap, dan dengan membuat penghalang beton di hilirnya, maka diprakirakan akan terjadi pencemaran air tanah. Prakiraan biaya untuk menyingkirkan dan mengolah seluruh cairan dan tanah yang terkontaminasi sekitar 3,4 juta US$.

Estimasi biaya pada meningkat 4 kali lipat dengan cara tersebut. Akhirnya Pemerintah memilih cara yang lebih murah, yaitu :

1.      Meyingkirkan cairan terkontaminasi ke lahan yang lain,
  1. Menetralisir tanah terkontaminasi dengan abu semen kiln,
  2. Menempatkan lapisan clay untuk mengisolasi,
  3. Membangun sumur-sumur pemantauan.
Peraturan yang Berhubungan dengan Lingkungan
A.      United Nation Covention on the Law of the Sea 1982 (UNCLOS)
UNCLOS adalah Konvensi Hukum Laut 1982 yang merupakan puncak karya dari PBB tentang hukum laut, yang disetujui di montego Bay, Jamaica tanggal 10 Desember 1982. Konvensi Hukum Laut 1982 meminta setiap Negara untuk melakukan upaya-upaya guna mencegah (prevent), mengurangi (reduce), dan mengendalikan (control) pencemaran lingkungan laut dari setiap sumber pencemaran.
B.       Convention on the Prevention of Marine Pollution by Dumping of Wastes and Other  Matter 1972 (London Dumping Convention).
London Dumping Convention merupakan Konvensi Internasional untuk mencegah terjadinya Pembuangan (dumping), yang dimaksud adalah pembuangan limbah yang berbahaya baik itu dari kapal laut, pesawat udara ataupun pabrik industri. 
Beberapa jenis limbah berbahaya yang mengandung zat terlarang diatur dalam London Dumping Convention adalah air raksa, plastik, bahan sintetik, sisa residu minyak, dan bahan campuran radio aktif.
C.       The International Covention on Oil Pollution Preparedness Response And Cooperation 1990 (OPRC).
OPRC adalah sebuah konvensi kerjasama internasional menanggulangi pencemaran laut dikarenakan tumpahan minyak dan bahan beracun yang berbahaya. Dari pengertian yang ada, maka dapat kita simpulkan bahwa Konvensi ini dengan cepat memberikan bantuan ataupun pertolongan bagi korban pencemaran laut tersebut, pertolongan tersebut dengan cara penyediaan peralatan bantuan agar upaya pemulihan dan evakuasi korban dapat ditanggulangi dengan segera.

No comments:

Post a Comment