Tuesday, 21 May 2019

MULUTMU HARIMAUMU

Pernah denger ga sih pepatah 'mulutmu harimaumu' ?

     Pernah dong pasti.

Hampir semua orang pernah ngucapin pepatah ini. Dan aku yakiiin kalian semua paham sama  'makna' pepatah ini. 

Ada juga pepatah yang serupa dengan pepatah ini. Bisa tebak ?

Yaps. 'Mulut lebih tajam dari pedang'.

Ada dua kata tajam yang punya makna sama di kedua pepatah ini nih guys. Harimau dan pedang. Kedua kata ini dianalogikan dengan menyakiti atau melukai yang dalam. 

Melukai seseorang secara fisik dapat dengan jelas terlihat karena ada bekasnya. Tapi, melukai atau menyakiti seseorang melalui ucapan ternyata punya efek plus plus. Yaitu, menyakiti psikologis seseorang yang bisa mengakibatkan seseorang mengalami rasa percaya diri rendah hingga depresi. Bahkan menurut para ahli yang aku baca, sakit psikologis memiliki efek yang sama dengan sakit fisik. Well, sekali lagi. Kombo.

Parahnya, seseorang yang tersakiti psikologisnya kebanyakan memendam perasaannya dan sulit  mengutarakan perasaannya. Menyendiri adalah pilihan terbaik. Beberapa orang yang tidak mengalami hal ini sering banget nanya. 'kenapa sebego itu? padahal tinggal cerita? tinggal berobat, trus sembuh
Jawabannya. Ga semudah itu.

Beberapa orang yang mengalami tekanan akibat orang lain cenderung menghindari orang di sekitarnya karena takut mendapatkan tekanan tersebut secara terus menerus. Contohnya adalah kasusnya artis-artis korea yang memilih mengakhiri hidupnya sendiri karena depresi yang dimulai dari tekanan berbagai pihak hingga haters. 

So, balik lagi ke makna kedua pepatah di awal. Menyakiti atau melukai dengan dalam. Sakit fisik membekas dan terlihat, tapi… sakit psikologis membekas tapi tak terlihat karena manusia pandai membuat banyak wajah. Karena mayoritas orang tidak suka dinilai lemah oleh orang lain.

Nah, di Indonesia sendiri punya budaya yang notabenenya peduli, bahkan pada beberapa point bisa menjadi sangat peduli. Aku Respect.  Apalagi kalau dibandingkan dengan budaya orang luar. Seperti Amerika, Korea dan lainnya. Tapi dari masing-masing budaya punya kekuatan dan kelemahannya sendiri. 


Aku ga tau banyak tentang budaya 'peduli' negara lain. Cuma garis besarnya aja. Pertanyaan yang paling sering dan takut untuk didengar oleh sebagian masyarakat Indonesia adalah dimulai dengan ‘kapan?’

Aku ga perlu jelasin contohnya lah ya J
Karena kalian yang baca tulisan ini sepertinya pernah menghadapi pertanyaan ini. Haha.

Oknum-oknum yang bertanya dengan pertanyaan jenis ini mungkin tidak bermaksud untuk menyakiti, bahkan sebenernya mereka cuma basa-basi. Inilah kenapa aku salah satu orang yang ga suka banget dengan basa-basi.

Mereka yang tujuannya hanya sekedar basa-basi atau kepo ga bakal punya perasaan berat untuk menyinggung orang lain. Tapi, yang memang peduli ga bakal bertanya ke kamu kalau ia ga punya solusi atau saran.

Pertanyaan seperti ini tidak terasa menyinggung jika kamu dengar pertama kali, tapi kalau kamu sudah mendengar pertanyaan ini dengan frekuensi sehari sekali, bisa bayangkan jengkelnya. Kalau masih bisa marah artinya kamu masih ditahap kedua nih setelah biasa aja. Ada kalanya kamu kesal, jengkel, marah, tapi ga tau mau marah ke siapa. Karena pertanyaan mereka memang bener. ;(

Di tahap ini, polanya sama dengan haters. Bedanya hanya ujarannya. Kalau haters terang-terangan tapiii kalau ini, kamu bahkan bisa menjadi haters untuk dirimu sendiri. Serem kan.

Sekali lagi, orang basa-basi ga bakal tau perasaan ini.

Menjauhi orang, sedikit berbicara, sedikit tersenyum, dan tak bisa tertawa dengan candaan adalah gejala kamu telah tersakiti cukup dalam secara psikologis. Satu-satunya tempat mengadu yang paling aman adalah Tuhan. Allah SWT.

Kalau kamu ga bisa cerita ke ibu mu, kakak mu, adikmu, teman atau sahabatmu. Ceritakan ke Allah. Dia ga akan anggap kamu lemah, Dia ga akan anggap kamu baperan. Dia ga akan ngetawain kamu. Dia punya solusi. Kalau kamu susah percaya orang lain, kamu bisa sepenuhnya percaya dengan Allah. Percayalah rahasia kamu ga akan bocor. Kamu bahkan bisa menemukan kekuatan kamu sendiri dengan percaya ke Allah.

Karena orang-orang yang psikologisnya terluka butuh kepercayaan dan tempat yang aman. Jadi, kalau Anda ga bisa jadi tempat yang aman bagi mereka tolong jangan sakiti mereka. Jaga Ucapan.